Livro Tradusaun

Jumat, 30 November 2012

“Genggam Makna di Kota JUDI, Coretan Sang Penyembara”



Artigu ida ne'e Jornalista UMR Ermera simu Via Email iha loron 29/11/2012 nebe hakerek ho lian Indonesia, tuir mai ami hatun redasaun kompleto Mr. Rio Borges nebe oras ne'e dadaun nia recidensia iha Macau
Di pagi yang buta, tepatnya pada tanggal 4 October 2010, aku  mendarat dengan pesawat Mandala Airline via Jakarta-Macau. Saat hendak lepas  landas dari Bandara Soekarno-Hatta ternyata pesawat pengalami gangguan teknis. Kami harus menunggu sepanjang satu jam dalam pesawat untuk perbaikan. Akhirnya kami dapat terbang dan meninggalkan ibukota negara Indonesia itu.
Karena jumlah penumpang yang relative minim,aku mendapatkan tempat yang leluasa untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan menuju Macau.Genggaman kursi dilipatkan, menjadi alas tidur yang tiada duanya walau hanya di kelas ekonomi. Durasi perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar 7 jam memang membutuhkan sedikit waktu untuk dapat bermimpi sejenak walau di dalam pesawat.
Mimpi-mimpiku belum selesai,aku terbangun ketika terdengar suara merdu dari seorang pramugari yang melangtungkan suara pengumuman “Perhatian, sesaat lagi kita akan mendarat di Bandara Macau”.  Seketika itu langsung terbanggung, aku tak ingat lagi apa yang terjadi dalam mimpi-mimpiku itu, ternyata mimpiku harus bersambung dengan kota JUDI Macau, suatu sambungan yang tak dapat bersambung karena tidak ada kesinambungan dari sambungan mimpi-mimpi sebelumnya. Bagaimana pun juga aku harus membuka lembaran episode baru untuk menata kembali segala mimpi-mimpi yang terbawa oleh alam di bawah sadar yang tidak dapat di replay lagi.
Saat tinggal landas, hanya ada satu rasa yang selalu terekam rapi yaitu SYUKUR.Rasa syukur kepada Tuhan atas perjalanan yang mengenangkan.“Terima Kasih Tuhan atas anugrah-MU yang melimpah ruah hingga aku sampai ke tempat tujuan dengan selamat.”Lantunan doaku sebelum meniggalkan pesawat.
Saat pesawat berhenti dengan sempurna, semua penumpang bergegas untuk mengambil bagasi dari kabing pesawat, aku pun mengambil bagianku. Tidak banyak yang aku bawa, hanya document untuk sekolah dan beberapa helai pakaian di dalamtas rangselku sambil diikat dengan selendang TAIS khas Timor.
Akhinya kaki aku dapat mengentuh dan tangan dapat menjamah kota kecil itu. Rupanya tidak rumit untuk berkumjung ke Macau, visa on arrival tersedia bagi siapa saja. Ini merupakan sistem yang digunakan Macau untuk menarik para turis untuk melihat kota yang berestetika Asia-Eropa itu. Untuk apply visa menetap sebulan di Macau, kita harus membayar MOP 150,00 Patacas atau sekitar US$ 20,00.
Saat keluar dari bandara, ternyata Amu Du telah menunggu dengan seorang Macaens. Jemputan bagi seorang yang ingin menyembara dengan sejuta harapanakan hari esok yang lebih baik. Sungguh terpukau oleh harapan-harapan yang masih terbungkus oleh misteri alam, kita tidak tau kapan, tetapi akan tiba saatnya.
Setelah bersalaman dan melepas kelelahan sejenak,mataku menoleh pada jarum jam yang terpampang di dinding bandara, ternyata telah menunjukkan pukul 4 dini hari.
Aku diantar menuju apartement. Rasa nyantuk  selamaperjalanan hilang seketika karena sinar lampu dari hotel-hotel berbintang dan casino yang membias hingga mata tak mampu untuk berkedip atau mencari panorama lain. Ternyata ini tidak pernah muncul dalam mimpi-mimpiku sebelumnya.
Text Box: Total penduduk diperkirakan berjumlah 549,500 . Sekitar 94% merupakan etnis China, dari berbagai provinsi, seperti Guangdong dan Fujian.Sisanya 6% termasuk Portugis dan bangsa lainnya.Macau yang terkenal dengan kota“judi” itu rupanya menjadi tempat sandaranku untuk menimbah ilmu. Dalam waktu luangku, aku di ajak oleh teman senegeri untuk menuju casino.Casino pertama yang aku kunjungi adalah Venetian.Casino Venetian merupakan Casino yang terbesar di Macau.Casino ini juga dilengkapi dengan hotel, restaurant, pusat perbelanjaan, tempat pameran, dll.Struktur bangunan yang menyerupai kota Venetian di Italia itu merupakan inpirasi dari bangunan ini.
Saat hendak masuk dalam Casino, topi harus dikeluarkan, anak-anak dibawah usia tidak diperkenangkan untuk masuk dan lebih daripada itu adalah pegawai negeri Macau tidak diperkenangkan untuk masuk dan bermain di Casino. Selama setahun, pemerintah hanya memberikan 2 hari special bagi para pegawai untuk bermain yaitu pada tahun baru China yang biasanya di bulan kedua setiap tahun.
“Apa si yang sebenarnya ada di dalam Casino?”Sambil bertanya dalam hati di pintu gerbang.Pertanyaanku itu terjawab rapi dengan pengalaman pertamaku.Ribuan mesin, ribuan orang dari berbagi negara yang mayoritas dari mainland China, mereka sambil duduk dan ada yang berdiri untuk mengaduh keuntugan.Nenek-nenek dan kakek-kanek dengan kursi roda pun tidak ingin ketinggalan.Sambil di dorong oleh TKW Indonesia dan Filipina,Langsia meluangkan waktu berjam-jam di dalam casino untuk mengaduh nasib menjelang sisa hari-hari teridah mereka.Ditengah Casino aku melihat ada sekelompok meja berjejer yang sedang bermain mata dadu (KURU-KURU).Wah…ini tidak asing lagi…Timor juga ada lho.” Aku pun  mulai menghampiri untuk membangdingkan apa yang aku tahu dari negeriku dengan KURU-KURU ala Macau. Permainannya sama, cuma saja dadu yang dipakai itu dikocok langsung oleh mesin dan meja permainannya yang sangat bagus, lagi pula yang mengoperasikan itu harus berdasi dengan melalui kursus intensive selama 3 bulan sebelumnya.
Tak lama kemudian ada pelayan yang membawa jus, aqua, kopi susu, sambil menawarkan secara gratis kepada siapa saja yang ada dalam Casino. “Wow…rupaya ada yang freegitu lhoo”. Tak tanggung-tanggung, jus menjadi pilihanku di kala itu.Sambil jalan dan menikmati jus yang segar rupanya menjadi perjalan yang mengenangkan.
Sebelum meninggalkan Venetian, rupanya ada pertunjukkan musik dan dansa Bale yang sangat menarik untuk ditongtong. “Stop…stop…nongkrong dulu, mumpung lagi free…ehhehehehe!.”Setelah selesai, kami langsung menuju ke pusat perbelanjaan dengan gaya banggunan Venetian. Dia atas hotel yang berbintang itu ternyata ada sampang-sampang yang membawa turis keliling sambil diinyayikan lagu-lagu Itali.Moment terindah dirilis kembali dikala itu saat teringat lagu-lagu yang pernah aku pelajari dari Romo Edu disaat duduk di bangkuSanyos dan Senofa Sambil berjalan dan abadikan dalam foto, rupanya waktu sudah larut malam.Ketika hasrat untuk pulang rumah, tetapi masih ada tawaranfree cake. “Toce/ M’koi sai Panhaun” artinya terima kasih teman.Dua kata bahasa Macau yang aku pelajari untuk ucapkan dengan sedikit ragu akan  lafalnya. Jika salah melafalkan, artinya akan berbeda, karena setiap kata mempunyai lebih kurang 7 arti.
Saat hendak pulang, ada seorang pelayan dengan berhasa Ingris menyatakan: “Tommorrow is free HUG”….sambil tertawa aku menoleh kepada temanku dan berkata dalam bahasa Tetum:” Hau haré hanesan free demais liu ona mak ne’e” jawabnya dengan nada gembira “Free la macthe, free tiha deit” sambil tertawa dan berjalan menuju pintu keluarCasino.
Sesampai di halaman Casinoternyata masih ada yang free lagi...!!! apa ya? Free bus telah menunggu. “Free lagi ya?”  sembari bertanya. Sungguh mengenangkan hari-hari pertama ku di Macau.
Bergegas untuk stand in line dan menumpang free bus dengan fasilitas video dan terlengkapi dengan AC.Tak lama kemudian bus sudah sampai di terminal, tempat yang hendak dituju. “Cepat banggat ya!” pintaku dalam hati.Ternyata Macau berukuran kecil. Macau hanya memiliki luas wilayah 29.7  km2, yang terdiri dari Semenanjung Macau seluas 9,3 km2 dan terhubung ke daratan China, pulau Taipa (6,8 km2) dan Coloane (7,6 km2) dan area reklamasi COTAI (6 km2). Cotai sebelumnya merupakan laut dan sekarang telah disambungkan dengan pulau Coloane dan Taipa, namanya merupakan singkatan dari Coloane dan Taipa.Aku sendiri bermukim di Taipa di salah satu apartment berlantai 9 dari 21 lantai. Untuk ke kampus di Macau harusmelewati salah satu jembatan dari tiga jembatan yang menghubungkan Macau ke Taipa (salah satunya adalah sepanjang 2.5km, yang lain adalah sepanjang 4,5 km dan yang ketiga adalah sepanjang 2,2 km). Transport yang tersedia adalah public Bussdengan tarif sebagai pelajar dikenakan 1 pataca (10 cents). Jika aku harus berganti bus dangan waktu kurang dari 15 menit dan ingin free charge,…cukup dengan menggunakan bus sesama company.
Aku ingin bercerita lebih lanjut, tetapi aku tidak ingin menghabiskan waktu untuk saat ini, biar lebih indah kalau kita berhenti di sini dan terus bercerita di lain episode, perlu juga ada sedikit penasaran, agar hidup ini indah dan terasa sempurna adanya dengan berbagai rasa dan sentuhan dalam tulisan dan cerita
Tetapi…sampai di sini dulu ya…! Ternyata sudah dingin dan malam pun mulai larut…terpaksa aku harus turn off AC di kamarku, suhunya 8 derajat celcius, please, jangan turun lagi ya…ini generasi dari matahari terbit lhooooo…rindu melihat matahari, katanya matahari akan nampak dengan jelas di tahun depan, sekitar awal Maret 2013. Huuuuuuuuuuffffffff. Ceritaku ini akan berlanjut saat aku melihat kembali matahari di kota JUDI ini. Seandanya di negeriku, pasti tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali bercerita, karena tentunya matahari akan terbit kembali dengan waktu yang sama di hari esok…..tapi di Macau harus bersabar untuk menunggu …aku pamit menuju rest room, semoga dapat berjumpa dengan Matahariku, Negeriku, Timor-Leste dalam mimpiku malam ini. Dari aku, coretan sang penyembara. (1210) (Rio Borges)  . (Publikasaun UMR Ermera)

2 komentar:

  1. Waw... No comment!!!! I just wanna say that u are really great,I'm proud of you brother... Keep it up... Don't delay to write it again....

    BalasHapus
  2. Free ne mak iha fatin dada ema barak ba Casino nee....mak selu ida karik lahatene los....very good writing/story teller.

    BalasHapus